HABARPDAM.COM, BANJARMASIN – Empat intake jadi penyokong penuh beroperasinya air PDAM Bandarmasih.
Manajer Produksi Murdadi, SE menyampaikan, suplai air dilakukan dari Instalasi pengolahan air (IPA) 1 yang ada di jalan A Yani dan IPA 2 Jalan Pramuka.
Ia menerangkan ada satu intek yang menyuplai air baku ke IPA 1 yaitu Intek Sungai Bilu berkapasitas 500 liter per detik. Sedangkan IPA 2 mendapat suplai air dari intek sungai tabuk dan pematang panjang irigasi dengan kapasitas 1.750 liter per detik.
Ia menambahkan bahwa ada satu intek lagi yang disebut mini treatment dari sungai lulut dengan kapasitas kecil 50 liter per detik.
“Total keseluruhan ada empat intek. Hal inilah yang menjadi penyokong penuh demi beroperasinya PDAM Bandarmasih untuk tetap bisa melayani pelanggan di wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya” Ujar Murdadi Pada habarpdam Senin (10/1/2022).
Murdadi menerangkan daerah pelayanan IPA 1 sekitar 30 persen dengan cakupan wilayah yaitu Banjarmasin Barat, Banjarmasin Utara dan sebagian Banjarmasin Tengah. Sedangkan IPA 2 cakupan layanan nya lebih besar yakni 70 persen mencakupi Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur dan sebagian Banjarmasin Tengah.
Intek sungai lulut murni melayani daerah Sungai Lulut dan sebagian kecil Kabupaten Banjar namun tidak signifikant.
Murdadi juga menerangkan volume air yang didistribusikan sesuai dengan volume air yang diolah. Misalnya, IPA 2 mengolah air baku sebanyak 4900 meter kubik per jam, maka yang diolah pun sama.
Ia menambahkan bahwa pola pendistribusian selama 24 jam dengan pembagian jam puncak dan jam malam guna mengurangi angka NRW (Non Reveneu Water).
Ia menjelaskan kualitas air baku intek Sungai Tabuk, Sungai Lulut dan Sungai Bilu diambil dari air Sungai Martapura sangat dipengaruhi oleh curah hujan, pembukaan lahan yang sekarang semakin buruk. Sedangkan, intek dari pematang panjang atau air irigasi riam kanan kualitas airnya konstan karena dialirkan dari hasil pembuangan pembangkit listrik PLTA Riam Kanan, sehingga turbidity nya konstan. Misalnya saja turbidity air martapura 100 hingga 180 NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Maka, air irigasi bisa mendapat 14 NTU. Sedimen dari air Martapura inilah yang kita khawatirkan memberikan dampak pada kualitas air PDAM.
“Pelanggan tidak perlu khawatir akan hal ini, karena telah menjadi tugas PDAM Bandarmasih untuk dapat mengolah air tersebut menjadi bersih untuk disalurkan ke pelanggan,” katanya.
Pihaknya dari tim produksi dan laboratorium terus berusaha mencari cara agar air yang didistribusikan sesuai dengan Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) 492. Untuk mengatasi kualitas air baku yang buruk, maka digunakan bahan kimia tambahan sehingga hal ini juga menambah biaya produksi.
“Diharapkan bagi pelanggan untuk membayar tepat waktu, PDAM kan perlu biaya juga untuk produksi agar dapat memberikan pelayanan terbaik,” tuturnya. (Nda)