Layanan

PDAM Bandarmasih Memerlukan Alat Berat, Percepat Penanganan Kebocoran

Published

on

Gambar : Manajer Transmisi dan Distribusi (TRD) 1 Ofillie Muda, SE, MM

HABARPDAM.COM, BANJARMASIN – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih memiliki alat berat guna meningkatkan percepatan penanganan kebocoran.

Manajer Transmisi dan Distribusi (TRD) 1 Ofillie Muda, SE, MM menyampaikan sejak tahun 1995 PDAM Bandarmasih sudah menggunakan alat berat milik sendiri. Hal ini guna tingkatkan percepatan penanganan terhadap kebocoran.

Alat berat yang digunakan PDAM tersebut juga memiliki fitur yang berguna memberikan perlindungan ekstra kepada operator jika nanti mengalami insiden yang tidak diinginkan seperti terguling. Alat berat ini sudah digunakan sejak pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) 2 Pramuka, hingga saat ini telah berumur sekitar 27 tahun.

Namun, satu alat berat saja tidak cukup dalam mempercepat penanganan kebocoran. Apalagi, mengingat umurnya yang juga sudah tua sehingga tidak menutup kemungkinan alat tersebut sering mengalami kerusakan saat digunakan.

Maka, pada tahun 2020 PDAM Bandarmasih membeli satu alat berat lagi.

“Pernah alat beratnya itu dulu rusak dan kebetulan terjadi kebocoran, terpaksa kami menyewa alat berat dari luar dan dalam sekali pemakaian saja bisa menghabiskan dana puluhan juta rupiah, tentu sangat merugikan PDAM jika terus-terusan menyewa alat berat ketika ada kebocoran,” ungkapnya pada habarpdam, beberapa hari lalu.

Ia juga mengungkapkan bahwa adanya alat berat ini sangat membantu, dibandingkan dengan sistem kerja manual dalam menangani kebocoran bisa berhari-hari.

Dalam kebocoran yang terjadi alat berat digunakan untuk menggali dan mengangkat pipa.

“Jadi, kalau pipa bocor, sebelum dipotong pipa tersebut harus digantung karena memasang alat ke pipa tersebut harus dalam kondisi terbuka dan kedalaman galian satu meter ke bawah setelah pipa, makanya sangat memerlukan alat berat dalam menangani kebocoran tersebut” jelasnya.

Pihaknya mengaku telah membuat kontrak kerja dengan pihak Trakindo. Kontrak tersebut digunakan untuk satu tahun.

Sehingga jika ada kerusakan atau apapun yang merugikan bisa dikonfirmasi kembali dan ditangani oleh pihak tersebut.

“Jadi setiap periode berapa jam operasi langsung dimasukkan ke bengkel guna melakukan perbaikan agar ketika digunakan tidak ada kerusakan. Sudah ada kontrak per tahun dan bisa diperpanjang, perawatan alat berat melihat jam operasi, jika sudah melewati batas harus ganti oli. Atau jika sudah mencapai periodenya maka diganti sheelnya, agar alat beratnya selalu sehat,” ujarnya.

Ofillie juga menceritakan bahwa dalam satu galian kebocoran pernah mengerahkan dua alat berat sekaligus.
Hal ini dikarenakan banyaknya tiang telkom yang berada di atas pipa PDAM.

Jika digali secara paksa, maka bisa mengakibatkan tiang tersebut roboh dan kabel-kabelnya putus. Maka dari itu, PDAM menggunakan dua alat berat sekaligus agar dapat menahan tiang-tiang tersebut.

“Beberapa hari lalu terjadi kebocoran dan titiknya di depan Mesjid Al-Khair Teluk Dalam. Dua alat berat kami gunakan, karena juga kejar-kejaran waktu dengan pasang surutnya air sungai. Kebetulan juga bocornya persis di bawah tiang telkom, ada empat saat itu. Kalau kami gali, khawatir tiangnya runtuh dan kabel putus. Lalu kami koordinasi dengan pihak telkom, kami minta pindah dua meter dari lokasi galian. Akibatnya, menghabiskan banyak waktu,” ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa itulah keuntungan PDAM Bandarmasih memiliki alat berat sendiri, apabila terdapat kebocoran dengan medan yang sulit atau kendala-kendala lain seperti titik bocor di bawah pohon besar atau pun tiang telkom, maka dapat diatasi menggunakan alat berat sendiri, tidak memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal.

“Cukup lakukan perawatan secara rutin agar awet digunakan,” tambahnya. (Nda)

Populer

Exit mobile version