HABARPDAM.COM, BANJARMASIN – PDAM Bandarmasih targetkan tekan kebocoran di 2022 dengan meningkatkan percepatan respon aduan pelanggan.
Kendati hingga kini masih sulit menekan terjadinya kebocoran jaringan pipa untuk menurunkan NRW (Non Reveneu Water) sekitar 25 persen ke bawah, PDAM Bandarmasih yakin mampu menekan kebocoran hingga menjadi 28 persen kehilangan air di 2022 ini.
“Semakin rendah tingkat kehilangan air maka makin meningkat pendapatan PDAM tanpa mengurangi biaya operasional,” jelas
Supervisor Transmisi dan Distribusi (TRD) Gangguan Air Minum (GAM) Abdurrahman.
Dia juga mengatakan, di sulit untuk dapat menekan angka kehilangan air di bawah 25 persen ke bawah.
Walaupun sulit karena persoalan suplai air di kota besar lebih kompleks dibandingkan dengan kota kecil, namun ia optimis masalah yang menjadikan tingkat kebocoran air PDAM tinggi dapat teratasi.
Ia menyampakan dalam sepanjang 2021 ini telah tercatat 5.951 di TRD (Transmisi dan Distribusi) 1 dan sebanyak 5763 di TRD 2. Kebocoran pipa persil mendominasi laporan tahunan sebanyak 2.265 di TRD 1 dan 2.771 TRD 2.
Menurut dia, permasalahan yang krusial di antaranya, karena jaringan perpipaan yang sudah lama sehingga rawan korosif hingga menimbulkan kebocoran dan beban berat yang ada di atas jaringan perpipaan terutama pipa induk dengan kondisi tanah yang labil dapat menyebabkan kebocoran.
“Jika jaringan perpipaan semuanya baru mungkin saja dapat menekan tingkat kehilangan air hingga 25 persen ke bawah,” ujarnya.
Guna mengontrol tingginya tingkat kebocoran tersebut, pihaknya memiliki tim pencarian titik bocor, di devisi NRW sedangkan bagian GAM melakukan perbaikannya, karena di Departemen TRD 1 atau TRD 2, terdapat dua divisi itu
Tim NRW memiliki petugas khusus yang bertugas mengontrol dan mencari titik bocor yang ada di Banjarmasin dengan melakukan patroli minimal dua kali dalam seminggu.
Tingginya tingkat kehilangan air PDAM karena beberapa faktor. Diantaranya, faktor kebocoran fisik seperti pada jaringan perpipaan , dan faktor kebocoran non fisik yaitu kurangnya keakurat pembacaan meter dan kesalahan dalam transfer data bacaan.
PDAM sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan, mulai mengganti jaringan pipa yang sudah usang atau tua dan mengganti meter air di rumah-rumah pelanggan yang rusak juga terus dilakukan agar air yang hilang dapat terdeteksi. (Nda)