HABARPDAM.COM, BANJARMASIN – PDAM Bandarmasih mengupayakan tekan angka Non Revenue Water (NRW) dengan berbagai program.
NRW sering disebut sebagai sejumlah air yang tidak direkeningkan. NRW adalah total dari konsumsi air resmi tidak berekening ditambah dengan kehilangan air baik kebocoran fisik maupun non-fisik.
Dalam PDAM Bandarmasih terdapat Sub Departemen yang bertugas menangani masalah kehilangan air.
“Harapannya dengan mengurangi kehilangan air akan mampu meningkatkan pelayanan air bersih terutama pelanggan di ujung jaringan dan PDAM tidak menderita kerugian,” ucap Supervisor Sub. Departemen Distribusi NRW 1 Helmi Anshary, ST pada habarpdam, beberapa hari lalu.
Langkah yang dilakukan Sub Departemen NRW 1 yakni tidak berdiam diri menunggu orang melaporkan kebocoran. Namun, pihaknya aktif melakukan patroli kebocoran pada siang dan malam hari dengan tujuan untuk mempercepat menemukan kebocoran.
Helmi juga menyampaikan bahwa pihaknya melakukan pembacaan meter air setiap Distric Meter Area (DMA) setiap bulannya dengan tujuan untuk mengetahui angka NRW tertinggi yang ada di wilayah tersebut dan membuat prioritas program penurunan kehilangan air setiap DMA.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain, melakukan pemetaan tekanan di lapangan, melakukan analisa program EPANET, mengidentifikasi dan mempersempit area pencarian kebocoran dengan berjalan kaki sampai melakukan step test.
Beberapa kasus terbaru adalah penanganan kehilangan air di komplek sekitar kantor Polsek Banjarmasin Utara yang mampu menyelamatkan air yang terbuang sekitar 170 meter kubik per hari. Dampak setelah perbaikan ini, tekanan air di pelanggan sekitar menjadi lebih baik lagi.
Helmi menerangkan kalau Wilayah Banjarmasin Barat dan Utara terbagi menjadi tiga buah unit pelayanan Booster, yaitu Banjarmasin Barat dilayani oleh IPA 1 A.Yani (Pompa KUDP) ditambah dengan Siphon Basirih.
Sedangkan, Banjarmasin Utara jalan Hasan Basri sebelah kiri dilayani oleh Booster S. Parman yang airnya bersumber dari IPA 1 A. Yani dan Banjarmasin Utara jalan Hasan Basri sebelah kanan dilayani oleh Booster Banua Anyar yang airnya bersumber dari IPA 2 Pramuka.
Ia mengatakan bahwa kondisi distribusi air untuk Wilayah Banjarmasin Barat saat ini masih memerlukan bantuan dari Booster Gerilya melalui siphon basirih. Hal tersebut dikarenakan pipa distribusi dari IPA 1 A. Yani ke Banjarmasin Barat sangat rentan akan kebocoran. Maka dari itu, tekanannya dibatasi yang dulunya 3,2 bar hingga saat ini menjadi 2,7 bar.
Adapun, angka NRW di Banjarmasin Barat pada Januari 2022 yaitu 31,44 persen. Banjarmasin Utara yang dilayani Booster S. Parman sebesar 45,28 persen. Sedangkan Banjarmasin Utara dari Booster Banua Anyar NRW nya sebesar 39,33 persen.
Ia juga mengatakan bahwa dalam satu tahun terakhir ini pihaknya akan fokus pada pelayanan Booster S. Parman ke Banjarmasin Utara karena persentase NRW nya paling tinggi.
Dalam mengantisipasi kehilangan air. Maka, PDAM Bandarmasih menjalin hubungan dan komunikasi dengan berbagai sektor.
Contohnya, ketika terdapat perbaikan pipa bocor di Teluk Dalam, pekerjaan terlambat karena terkendala utilitas Telkom seperti tiang dan kabel Telkom. Dengan adanya kerjasama yang telah dilakukan, maka dalam pekerjaan yang dilakukan PDAM Bandarmasih akan menghubungi pihak Telkom, harapannya apabila ada pekerjaan dari Telkom seperti pemasangan kabel optik dalam tanah, apabila secara tidak sengaja mengenai pipa PDAM dan bocor dapat secepatnya menghubungi pihak PDAM.
“Kami berupa agar bagaimana caranya pekerjaan PDAM bisa tetap lanjut untuk mempercepat perbaikan kebocoran dengan tidak merusak fasilitas Telkom,” jelasnya.
Selain itu, dari pihak Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dapat menginformasikan apabila ada proyek drainase, trotoar maupun perbaikan jalan. Agar PDAM Bandarmasih dapat melakukan pengawasan dan memberikan penanganan cepat jika terjadi kebocoran akibat pekerjaan jalan tersebut.
Begitu pula sebaliknya, dari pihak PDAM Bandarmasih akan menginformasikan ke PUPR jika dalam pekerjaannya mengganggu utilitas dari PUPR.
Helmi menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu takut apabila melihat petugas PDAM yang berkeliling disekitar rumah pada malam hari, karena mereka bertugas mencari titik kebocoran, karena malam hari menjadi waktu yang lebih mudah menemukan titik bocor karena kurangnya pengguna air sehingga tekanan di pipa meningkat dan kebocoran akan muncul, itu harapannya.
Selain itu, ia juga menghimbau agar masyarakat baik pelanggan maupun bukan, apabila melihat kebocoran pipa diharapkan untuk melapor pada PDAM Bandarmasih melalui Call Center 0511-3252-541. (Nda)