HABARPAM.COM, BANJARMASIN – PAM Bandarmasih gelar pendatanganan nota kesepahaman atau MoU Kerjasama B to B (Bussines to Bussines), di Ruang Rapat Dirut PAM Bandarmasih, Kamis (28/11) siang.
Pendatanganan MoU tersebut dilakukan antara PAM Bandarmasih dengan dua buah perusahaan, yakni PT Rafa Karya Indonesia dan PT Tirta Nusantara Sukses.
Kegiatan tersebut, dihadiri oleh Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, Direktur Utama PAM Bandarmasih Muhammad Ahdiat, ST, direksi kedua perusahaan investor, instansi terkait serta jajaran Direksi PAM Bandarmasih lainnya.
Dirut mengatakan, “hari ini pihaknya sudah melakukan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) rencana investasi di PAM Bandarmasih”“
Ada 3 paket yang terdiri dari 6 kegiatan yang kita lakukan MoU hari ini. Jadi ini adalah tahap awal untuk ke tahap selanjutnya,” ujar Dirut.“
Jadi kegiatan B to B yg MoU nya di tandatangani hari ini dengan skema Build Operations Transfer (BOT) dan Kontrak Berbasis Angsuran (KBA),” lanjutnya.
Untuk kegiatan kerjasamanya sendiri, papar Ahdiat, meliputi Uprating IPA I A Yani dari 600 ltr/dtk ke 800 ltr/dtk, kemudian juga ada pembangunan reservoar di Sutoyo dan Gerilya, juga ada pemasangan pipa jaringan distribusi utama (JDU) dan pipa transmisi air baku dari Pematang ke IPA 2 Pramuka.“
Ini kita lakukan dalam rangka pengembangan dan perbaikan pelayanan kita kepada masyarakat Kota Banjarmasin,” papar Ahdiat.
Ahdiat menuturkan, untuk skema B to B ini merupakan kerjasama perdana yang dilakukan oleh PAM Bandarmasih dengan pihak eksternal.“
Ini merupakan terobosan yang diinisiasi dan diarahkan oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina kepada kita sebagai solusi untuk alternatif pendanaan,” tutur Ahdiat.“
Karena kalau kita hanya mengharapkan APBN/APBD mungkin utk saat ini masih belum bisa, artinya kita harus bisa berinovasi bagaimana pembiayaan investasi bisa kita laksanakan, disamping opsi pembiayaan investasi lainnya ” sambungnya.
Kedepannya, beber Ahdiat, tidak menutup kemungkinan PAM Bandarmasih akan mencari pihak eksternal lain untuk mendapatkan investasi lagi.“
Namun kita melihat kebutuhan dan perkembangan terlebih dahulu, termasuk kemampuan kita juga harus kita hitung sampai sejauh mana kita memerlukan kerjasama ini. Karena kerja sama ini panjang, ada yang 10 tahun, dan ada juga yang 20 tahun,” beber Ahdiat.“
Sehingga hasil yang kita bangun ini bisa untuk membiayai proyek yang akan kita lakukan nantinya. Artinya diawal kita tidak perlu mengeluarkan biaya, semuanya dibiayai oleh investor, dan setelah terbangun hasilnya yang akan digunakan untuk membiayai proyek tersebut,” pungkasnya. (Apr)