Connect with us

Gaya Hidup

43 Tahun Mengabdi di PDAM, Pria Ini Pernah Sehari Semalam Gali Tanah Hanya Gunakan Linggis

Published

on

HABARPDAM.COM, BANJARMASIN – Menyaksikan jatuh bangun PDAM Bandarmasih, Petugas GAM (Gangguan Air Minum) Syarifuddin telah mengabdi selama 33 tahun lamanya.

Syarifuddin telah mengabdikan dirinya untuk bekerja di PDAM Bandarmasih dan melayani masyarakat selama 43 tahun terhitung sejak 1978 hingga sekarang.

Ia menjelaskan telah bekerja mulai dari sistem kerja masih secara manual karena tidak ada mesin ataupun peralatan yang canggih. Dahulu, proses perbaikan pipa bocor ditambal dengan kayu terlebih dahulu sebagai tindakan pertama, perbaikan pipa di lapangan pun bisa memakan waktu tiga hingga empat hari lamanya.

“Kami pernah dalam sehari semalam hanya menggali saja karena menggunakan linggis,” ucapnya.

Karena sistem kerja yang masih manual, perbaikan kebocoran kerap memakan waktu hingga berhari-hari, Syarifuddin bahkan pernah melalui hari raya idul fitri dengan masih berjibaku dengan perpipaan.

“Orang-orang sudah takbiran, kami masih bekerja. Sampai menangis saya saat itu,” ungkapnya.

Dahulu, kendala yang sering terjadi saat perbaikan ialah kesalahan dalam menggali titik bocor pipa. Selain itu, pekerjaan paling sulit saat adanya susunan kabel listrik. Keruntuhan tanah saat mencari titik bocor pipa pun pernah terjadi.

“Saya pernah keruntuhan tanah saat memperbaiki pipa bocor, untungnya air dihisap terus dari atas, itu pun sudah berasa lemas dan hampir pingsan,” ujar Syarifuddin.

Ia menjelaskan sistem kerja saat ini memang terasa lebih mudah sebab menggunakan mesin dan peralatan perbaikan serta penggalian telah lengkap bahkan untuk beton ataupun aspal. Walaupun, tentu saja kendala dalam proses perbaikan selalu ada.

Kendala yang sering terjadi biasanya kebocoran di titik yang sama terjadi secara berulang kali sehingga memakan banyak waktu pengerjaan. Selain itu, penggalian di jalan raya seperti Jl. A. Yani dan Jl. Sei Andai sulit dilakukan karena tingkat kemacetan yang tinggi.

“Di SMP 7 itu bocornya panjang dan retak di selang setelah diperbaiki, 2 hari kemudian bocor lagi bahkan sampai 4 kali. Pernah juga memperbaiki di Sungai Andai dari sore sampai jam 10 pagi esok harinya, jalanan macet karena jam-jam orang sekolah dan bekerja, kami ditegur lantas karena mengganggu jalannya lalu lintas,” jelasnya.

Syarifuddin berharap agar PDAM ke depannya menjadi lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan dalam menyalurkan air bersih. Sebab masih banyak keluhan yang masuk dari pelanggan tentang air yang keruh, bisa diakibatkan masalah yang terjadi selama proses pengolahan air, bisa juga kurangnya perawatan pada pipa.

“Semoga PDAM bisa lebih baik lagi dalam memberikan air bersih,” pungkasnya. (nda)