Genangan banjir yang tak kunjung surut, pegawai PDAM Bandarmasih terus siaga dan bergotong royong untuk menjaga kondisi instalasi. Bahkan rela bermalam, dan lebih mencegangkan lagi mendirikan tenda dilingkungan intake demi pelayanan ke pelanggan tetap terjaga.
Menjaga keselamatan peralatan, beberapa pegawai memilih untuk bertahan dan tidak pulang ke rumah hingga berhari-hari lamanya padahal keadaan di rumah mereka sendiri juga terendam banjir.
Kepala Intake Sungai Lulut, Yoni Setiawan salah satunya. Saat diwawancarai pada Minggu siang (17/01/2021) menyebutkan sudah menginap di Intake Sungai Lulut selama empat hari. Ia tetap bertahan dan memilih untuk tidak pulang ke rumah demi menjaga kondisi intake dan MTP Sungai Lulut.
Ia menjelaskan untuk keadaan MTP Sungai Lulut, sempat ada kenaikan air 20 sentimeter dari sebelumnya, lalu juga ada pembenahan jalur kabel intake MTP yang telah selesai. Mereka juga menggunakan satu pompa alkon, dan dua pompa submersible untuk membantu agar pompa distribusi tidak terendam air.
Kini proses MTP sudah berjalan untuk menambah debit produksi sehingga distribusi dapat lebih banyak.
“Alhamdulillah pendistribusian air tetap berjalan,” ujarnya.
Terkait dengan keadaan ini para pengendara yang tergabung dalam Bandarmasih Trail Adventure Club dan PDAM Adventure Club sigap menerobos banjir untuk mengantarkan beberapa kebutuhan pegawai yang bertahan di Intake Sungai Lulut sebagai bentuk dukungan.
Pada Minggu siang (17/01/2021) para rider berkumpul di kantor PDAM Bandarmasih Jalan A Yani dengan membawa BBM sebanyak 60 liter yang akan mereka distribusikan ke Intake Sungai Lulut untuk menunjang operasioal intake Sungai Lulut, yakni untuk bahan bakar pompa alkon yang berfungsi menyedot air di instalasi-instalasi penting kedua intake tersebut. Selain bahan bakar, mereka juga membawakan obat gatal, multi vitamin serta suplemen kesehatan.
Pemberian barang ini disampaikan oleh salah satu anggota Bandarmasih Trail Adventure Club, Nur Wakhid, sebagai bentuk apresiasi mereka terhadap para “bang toyyib” ini.
“Teman-teman sekalian sangat mengapresiasi bubuhan operator semua yang bertahan menjaga kondisi intake, sehingga sebagai bentuk dukungan kami membawakan beberapa multi vitamin, obat gatal serta bahan bakar yang dibutuhkan,” ujar Nur Wakhid.
Nur Wakhid juga mengungkapkan keterkejutannya mengetahui bahwa Yoni Setiawan tidak berdiam di dalam ruangan melainkan membangun sebuah tenda di atas reservoar menggunakan tenda yang biasanya dipakai teman-teman trail untuk menjalur.
“Karena kalau di dalam otomatis kaki akan terendam air terus sehingga bisa mengakibatkan tubuh tidak nyaman. Kedua, agar nyaman untuk beribadah,” jelas Kepala Intake Sungai Lulut itu.
Ia berharap para pelanggan untuk sedikit memaklumi apabila pendistribusian tidak seperti yang diharapkan karena bencana alam ini. Ia berprinsip harus menjaga instalasi ini walaupun tidak pulang ke rumah, agar pelanggan dapat tetap mendapat pelayanan air bersih.
“Jangan sampai dapat dua bencana, sudah dapat banjir yang kotor malah dapat bencana tidak ada air bersih juga,” imbuhnya.
Kepala Ploh Intake Sungai Lulut itu juga mengungkapkan selama dirinya bertahan dan tidak pulang ke rumah sempat membuat kondisinya drop, sehingga ia sangat berterimakasih atas bantuan dari rekanan trail.
“Mohon doanya semoga selama saya bertahan disini agar diberi kesehatan untuk menjaga kondisi peralatan kita sehingga keadaan tetap kondusif dan pendistribusian air ke pelanggan lancar,” ujarnya. (Ltf)