Connect with us

News

PDAM Terus Berbenah Sesuaikan Perubahan Zaman

Published

on

Gambar : Farida Yunus, SE. Supervisor IT Aplikasi PDAM Bandarmasih.

HABARPDAM.COM. BANJARMASIN – SIMPDAM (Sistem Informasi PDAM) milik PDAM Bandarmasih merupakan salah satu langkah perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Layanan PDAM Bandarmasih di playstore salah satunya, aplikasi tersebut hadir untuk memudahkan pelanggan dalam mengakses informasi seputar layanan, baik mengenai tagihan maupun pengaduan.

Namun ternyata selain untuk pelanggan, perusahaan air minum ini juga memiliki aplikasi untuk pekerjaan pegawainya, ada aplikasi untuk logistik, billing, keuangan, produksi dan masih banyak lagi yang berinduk pada SIMPDAM.

SIMPDAM ini sendiri merupakan induk dari segala sistem informasi digital yang dimiliki oleh PDAM Bandarmasih.

Supervisor Aplikasi Departemen IT, Farida Yunus, SE menjelaskan SIMPDAM sudah ada sejak tahun 2015, namun untuk pembangunannya sudah dikerjakan sejak 2011. sebelum SIMPDAM sendiri, PDAM Bandarmasih telah memiliki SIMPADU, yang difokuskan untuk internal perusahaan.

Terbaru, mereka merilis aplikasi untuk akuntansi dan anggaran di modul keuangan.

Farida menjelaskan bahwa sebenarnya aplikasi tersebut sudah ada dari lama, namun ketika mereka ingin melakukan pengembangan, sistem tersebut dirasa sudah tidak cocok lagi dengan kondisi yang ada.

“Beradaptasi dengan keadaan, suatu sistem tentu ada masa usangnya, apalagi seperti PDAM sendiri misalnya ada perubahan peraturan, jadi saat ingin memperbaiki yang lama dirasa sudah tidak cocok lagi maka kita putuskan bikin yang baru,” jelasnya.

Perempuan yang memiliki hobi fotografi ini mengutarakan rencana untuk ingin mengembangkan sistem e-sign, karena sistem yang sedang dijalankan masih semi manual.

Gambar : Suasana Ruang Kerja Sub Departemen IT Aplikasi PDAM Bandarmasih.

Menurutnya hal ini dibutuhkan karena dengan sistem manual khususnya untuk permintaan tanda tangan dari atasan terkadang menghadapi kendala seperti dokumen tertumpuk, susah dicari atau bahkan kelupaan.

Dalam e-sign sendiri, akan terdapat pengingat dokumen apa yang belum dibaca atau ditanda tangani, juga dapat dengan mudah apabila ingin mengetahui dokumen tersebut sudah sampai di atasan mana. Saat ini, e-sign baru diterapkan untuk beberapa aplikasi seperti Daftar Permintaan Barang (DPB) logistik dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

“Bisa dibilang untuk menyederhanakan alur, sehingga pekerjaan menjadi lebih praktis dan efisien. Juga sebagai langkah untuk mengurangi penggunaan kertas, perduli dengan lingkungan,” ucapnya.

Farida juga menyampaikan untuk sekarang aplikasi yang sedang mereka kembangkan ialah untuk gangguan air.

“Saat ini untuk pengaduan gangguan melewati call center dan akan diteruskan oleh sistem, namun tentu ada kelemahannya, yakni admin bisa memilih pekerjaan apa yang akan diambil. Kita banyak sekali mendapatkan komplain tentang hal ini,” terangnya.

Rencana, untuk aplikasi gangguan air mereka akan menerapkan sistem otomatis urutan pengaduan berdasarkan waktu masuk serta tingkat emergency, sehingga pekerjaan harus diselesaikan berdasarkan urutan yang ada.

Kedepannya, mereka juga berencana akan membuat aplikasi untuk berita acara pemeriksaan pekerjaan. Karena sistem yang saat ini agak menyulitkan pekerja di lapangan, mereka mendokumentasi pekerjaan dan harus menginputnya lewat komputer sehingga tentunya memakan waktu.

Dengan aplikasi ini ia menginginkan penerapan sistem yang lebih efisien, sehingga ketika di lapangan bisa mendokumentasi dan menginput ke sistem saat itu juga dengan aplikasi android, atasan yang berwenang pun dapat mengetahui progress pekerjaan secara real-time.

“Departemen IT sendiri memang memiliki target, namun karena aplikasinya juga banyak yang baru, maka juga butuh waktu untuk penyesuaian dan pengembangannya,” tutupnya. (Ltf)